Tugas ILMU BUDAYA DASAR 2 (KELOMPOK)
“Tradisi Pernikahan Adat Sunda”
Nama Kelompok :
1. Fauzi Dwi Kurniawan 16217878
2. Axel Gabriel 11217075
3. M.Fiali
Angkotasan 14217005
4. Fandya
Rahman 12217136
5. Firman
Brian Hidayat 12217390
6. Pramadhani Rizky 14217721
Falkutas
Ekonomi Jurusan Manajemen
Tahun
2017/2018
Latar Belakang adat di Jawa Barat
Jawa
barat merupakan provinsi yang memiliki keanekaragaman budaya, khususnya dalam
hal kesenian tradisional yang merupakan warisan nenek moyang. Ragam budaya ini
dituturkan pada pewarisnya dari generasi ke generasi. Keberadaan warisan budaya
khas Jawa Barat ini sangat berarti bagi masyarakatnya, sebab dengan warisan
budaya ini masyarakat jawa barat dapat menunjukan karakteristik yang membedakan
dengan masyarakat dari daerah lain. Dari sekian banyak warisan budaya punya
beberapa daya tarik kuat, sehingga mampu bertahan pada perubahan jaman. Jawa
barat memiliki beberapa jenis kesenian tradisional yang salah satunya yaitu
Wayang.
Wayang Golek adalah salah satu kesenian wayang
tradisional dari Jawa Barat. berbeda dengan kesenian wayang di pulau jawa
lainnya yang menggunakan kulit dalam pembuatan wayangnya, Wayang Golek
merupakan kesenian wayang yang terbuat dari kayu. Kesenian Wayang Golek ini
sangat populer di Jawa Barat khususnya di wilayah tanah pasundan. Menurut
beberapa sumber, sejarah Wayang Golek di mulai pada abad 17.
Pada
awalnya, kesenian Wayang Golek muncul dan lahir di wilayah pesisir utara pulau
jawa. menurut legenda, Sunan kudus menggunakan Wayang Golek ini untuk
menyebarkan agama Islam di masyarakat. Pada masa itu, pertunjukan Wayang Golek
masih menggunakan bahasa jawa dalam dialognya. Kesenian Wayang Golek ini mulai
berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi kesultanan mataram.
Wayang
Golek mulai berkembang dengan bahasa sunda sebagai dialognya. Selain menjadi
media penyebaran agama, Wayang Golek berfungsi untuk pelengkap acara syukuran
atau ruwatan. Pada saat itu pertunjukan Wayang Golek masih tanpa menggunakan
sinden sebagai pengiringnya. Wayang Golek mulai menggunakan iringan sinden pada
1920an. Hingga saat ini Wayang Golek terus berkembang sebagai hiburan bagi
masyarakat terutama di tanah sunda.
Unsur-unsur
kebudayaan sunda
Bahasa
Bahasa sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa,
yaitu terdiri dari 3:
-Bahasa
sunda lemes
Digunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang
yang yang dituakan atau yang disegani.
-Bahasa
sunda sedang
Digunakan denganorang yang setaraf, baik usia maupun
sosial.
-Bahasa
sunda kasar
Digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih
rendah dari kita.
Mata
pencaharian
Mata pencaharian pokok suku sunda
-Bidang
perkebunan seperti kelapa sawit, the, karet.
-Bidang
pertanian seperti padi, palawija dam sayur-mayur.
-Dan
ada juga yang berpropesi sebagau pedagang.
Kesenian
Masyarakat sunda bagitu gemar dengan kesenian,
sehingga banyak terdapat jenis kesenian diantaranya seperti:
-Pendopo,
yaitu tempat untuk keselamatan sultan
-Prabayasa,
yaitu tempat sultan menerima tamu
-Angklung,
yaitu alat musik dari bambu
-Kecapi,
yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara diketik
Agama
Sebagian besar masyarakat sunda menganut islam,
adapula yang mengannut kristen, hindu atau budha. Mereka termasuk penganut
agama yang taat karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah mayoritas agama.
NILAI BUDAYA SUNDA
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang
membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa
Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan
sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih,
silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih),
saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi
ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda
juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap
sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil.
Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis dipertahankan dengan cara melakukan
upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan
gotong-royong untuk mempertahankannya.
Prosesi Pra Pernikahan dan Pernikahan
Adat Sunda
Pernikahan adalah
sebuah kegiatan yang sakral untuk menyatukan 2 individu. Dan semua orang pun
ingin menikah sekali seumur hidup, hal ini memicu perayaan yang terkadang
mewah, tapi pernikahan sederhana juga. Pernikahan di Indonesia rata-rata
mengikuti adat daerahnya, jika calon pengantian pria dan wanita berasal dari
daerah yang berbeda, pastilah pernikahan dilaksanakan berdasarkan salah satu
daerah. Adapula yang melakukan 2x pernikahan dengan adat yang berbeda-beda.
Sejatinya tujuannya sama, mendapatkan restu dan pengakuan dari masyarakat.
PRA PERNIKAHAN Adat Sunda
1. Neundeun Omong
1. Neundeun Omong
neundeun omong
Berawal dari neundeun omong atau
menyimpan pesan adalah suatu perbincangan awal yang memiliki tujuan ke jenjang
pernikahan. Biasanya wali dari pihak pria baik orang tua atau kerabat dekatnya
akan mendatangi pihak keluarga sang gadis untuk menyampaikan niat bahwa pihak
pria akan melamar sang gadis dan hal itu akan disampaikan ditengah perbincangan
kedua belah pihak.
Pada intinya Neundeun Omong adalah suatu pembicaraan
kedua belah pihak yang mengharapkan sang gadis untuk menjadi menantunya. Selain
harus pintar berbicara, pihak laki-laki juga hrarus pandai berbahasa biar merenah atau
enak didengar.
2. Narosan (Ngalamar/Nyeureuhan)
Narosan jika di artikan ke Indonesia artinya bertanya
bisa dibilang melamar. Narosan adalah proses tindak lanjut
setelah neundeun omong, dimana terjadi pertemuan kedua belah keluarga dengan
tujuan berikutnya, dimana pihak laki-laki membawa barang-barang berupa pakaian
perempuan, cincin, lamareun, beubeur tameh. Dimana barang-barang tersebut
memiliki arti. Disesi ini biasanya kedua belah pihak telah menentukan kapan
pernikahan berlangsung. Wuiih, pasti kedua belah pihak mulai deg-degan ya kalau
sudah masuk tahap ini.
3. Tunangan
Tunangan adalah suatu
tanda ikatan awal dari kedua belah pihak. Namun karena pengertian sebagian
orang salah, disini harus diluruskan apa maksud tunangan. Tunangan belum sah,
tunangan hanyalah suatu tanda untuk pihak laki-laki ataupun pihak wanita. Pada sesi
ini dilakukan pertukaran beubeur tameh. Adapun yang bertukar cincin.
Tapi wajib kamu
ketahui ya gays kalau tunangan bukan berarti pernikahan, jadi kamu belum sah
seutuhnya.
4. Nyandakeun atau Seserahan
Nyandakeun atau
seserahan yang artinya membawa, dimana calon pengantin pria membawa hadiah
berupa perabotan rumah tangga, uang, baju wanita, perabot dapur, makanan dan
lain-lain. Dilakukan 3-7 hari sebelum acara pernikahan.
5. Ngaras
Selanjutnya adalah prosesi ngaras dimana kedua belah
pihak meminta izin kepada kedua orang tuanya dengan cara sungkeman dan mencuci
kaki kedua orang tua seraya bersujud dan memeluk kedua orang tua. Terharu ya?
Maka tidak heran bila banyak calon pengantin yang sedih ketika proses Pra
Pernikahan. Kebayang kan kalau kamu khususnya para wanita yang melepas tittle seorang
anak menjadi seorang istri dari suami kamu?
6. Ngebakan atau Siraman
siraman
Siraman adalah proses memandikan calon pengantin
perempuan dengan menggunakan air dicampur bunga tujuh rupa atau kembang
setaman, sebagai simbol memulai mahligai rumah tangga yang suci diawali dengan
tubuh serta niat yang suci, dilakukan 3 hari sebelum pernikahan. Proses
pernikahan sudah mulai membuat deg-degan para calon nih!
7. Ngeuyeuk Seureuh
Berasal dari kata ngaheuyuk yang artinya
mengolah/mengurus. Porsesi ini biasanya dibarengi dengan seserahan, dimana
dihadiri kedua belah pihak keluarga dengan calon mempelai dan dilaksanakan pada
malam hari, 1 hari sebelum pernikahan. Prosesi ini dipimpin oleh juru rias atau
pangeuyeuk, jika Ngaras ada proses minta maaf dan meminta restu, maka ngeuyeuk
seureuh adalah proses dimana orang tua memberikan restu bagi anak-anaknya, dan
memberi nasihat yang dilambangkan pada benda-benda dalam acara prosesi.
8. Upacara Akad Pernikahan Adat Sunda
Ini dia, hari dimana
yang sangat dinanti. Akad nikah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Tradisinya, calon mempelai pria datang ke kediaman calon mempelai perempuan
sambil membawa mas kawin dan seserahan.
9. Saweran
saweran
Saweran berasal dari
sawer, atau artinya tempat berjatuhnya air. Tapi yang disini bukan air yang
berjatuhan, prosesi saweran disini dilakukan dengan cara melemparkan uang.
Tempat untuk sawerannya bernama bokor, bokor telah diisi uang, beras, kembang
gula dan kunyit. Dari 4 hal itu mengandung makna dimana uang menandakan rizki,
beras menandakan kemakmuran, kembang gula menandakan rumah tangga yang manis
atau adem ayem dan kunyit menandakan kejayaan. Sedikit ilustrasi, ketika
terjadi prosesi saweran, biasanya orang-orang terutama anak kecil memungut uang
logam yang dekat dengannya. Terkadang ada juga orang yang terbentur uang logam
dikepalanya. Lucu ya,,, Tradisional banget.
Prosesi Pernikahan Adat Sunda
sungkeman
1. Penjemputan pihak
keluarga pria, dilakukan oleh pihak keluarga wanita
2. Ngabageakeun,
dimana Ibu dari pihak wanita mengalungkan bunga melati.
3. Akad nikah,
dibarengi oleh petugas KUA
4. Sungkeman, prosesi
meminta maaf dari kedua calon pengantin kepada kedua orang tua
5. Wejangan, dilakukan
oleh ayah dari pihak keluarga wanita
6. Saweran
7. Meuleum Harupat,
dimana pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin, dan harupat disiram
kendi air oleh pihak wanita dan dipatahkan oleh pria
8. Nincak Endog, calon
pengantin pria menginjak telor atau elekan sampai pecah, dan calon wanita
mencuci kakinya hingga bersih
9. Muka Panto, atau
membuka pintu. Diawali mengetuk pintu sebanyak 3x.
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN
NARASUMBER
Narasumber:Asep
Sutiyawan
Keterangan:P=PenanyaN=Narasumber
P:”Assalamualaikum wr.wb.selamat sore bapak kami ingin
minta waktunya sebentar boleh”?
N:”Walaikumsalam ya boleh dek ada apa?
P:”Kami ingin minta waktu bapak sebentar untuk di
Wawancara mengenai Tradisi Pernikahan
bapak.
N:”Ya boleh saja silahkan.”
P:”Oke untuk mengawali jadi pernikahan bapak
menggunakan tradisi dari mana?”
N:”Pernikahan saya menggunakan Tradisi Sunda”
P:”Bisa dijelaskan proses sebelum pernikahannya pak?”
N:”Jadi awalnya saya dan pihak keluarga saya itu harus
memberi tahu dulu bahwa saya akan melamar,biasa dibilang neundeun omong,jadi ya
kita itu berbincang-bincang dengan harapan pihak si gadis itu mau di lamar,jadi
tidak langsung di lamar,setelah itu barulah di lamar dan lalu menjadi status
sudah bertunangan.
P:”lalu apa lagi pak?”.
N:”nah ntar itu kalau sudah seminggu sebelum akad
nikah akan ada yang namanya seserahan jadi saya memberi hadiah macam-macam ke
calon istri saya saat itu,lalu juga ada siraman untuk calon perempuannya
sebagai tanda niat suci.barulah ke acara akad nikah.
P:”jadi begitu ya pak,sepertinya cukup sekian
wawancaranya ya pak,maaf sekali mengganggu saat waktu kerja,terima kasih banyak
atas kerja samanya pak”.
N:”ya tidak apa-apa”.
DAFTAR PUSTAKA






Komentar
Posting Komentar